Jeddah – Presiden Prabowo Subianto akan melakukan kunjungan kenegaraan dengan Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi, Mohammed bin Salman Al Saud di Istana Al-Salam, Jeddah, hari ini. Pertemuan itu akan membahas sejumlah hal, termasuk pembentukan Kampung Haji Indonesia di Makkah.
Diketahui, Prabowo sudah tiba di Jeddah pada Selasa (1/7) malam. Sejumlah menteri yang turut mendampingi Prabowo dalam kunjungan kenegaraan ini yakni Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani, dan Kepala Badan Pengelola Haji (BPH) M. Irfan Yusuf.
Di hari pertamanya ini, Rabu (2/7/2024), Prabowo dijadwalkan melakukan kunjungan kenegaraan dengan bertemu Mohammed bin Salman Al Saud di Istana Al-Salam, Jeddah. Apa yang akan dibahas?
Mensesneg Prasetyo Hadi sebelumnya mengungkap sejumlah hal yang akan dibahas dalam pertemuan bilateral tersebut. Salah satunya, membicarakan konflik di Timur Tengah.
“Agendanya adalah kunjungan kenegaraan, tentu ada beberapa agenda yang akan dibicarakan oleh kedua pemimpin negara. Pastilah akan berbicara masalah politik kerja sama, politik baik Indonesia antara Arab Saudi, maupun politik di Timur Tengah,” kata Prasetyo usai melepas keberangkatan Prabowo di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (1/7).
Selain itu, Prabowo juga akan membahas khusus penanganan haji. Mulai dari evaluasi penanganan haji hingga permintaan kuota haji ditambah.
“Kedua juga memang Bapak Presiden sedang berencana untuk membicarakan mengenai perbaikan penanganan haji,” ujar Prasetyo.
Hal lain, kata Prasetyo, yakni terkait pembentukan Kampung Haji Indonesia di Makkah. “Termasuk rencana kita untuk memiliki sendiri kampung haji di Arab Saudi,” ujarnya.
Menag Nasaruddin Umar mengatakan pembangunan perkampungan haji dan umrah merupakan langkah penting. Dia menyebutkan jumlah jemaah haji dan umrah Indonesia sangat besar setiap tahun.
“Kita bisa bayangkan, 1,5 juta orang umrah setiap tahun dan lebih dari 220 ribu orang menunaikan ibadah haji. Sudah saatnya Indonesia memiliki gagasan konstruktif untuk mendukung pelayanan jemaah secara jangka panjang,” ujarnya.
